I. PENDAHULUAN
Usaha beternak kambing cocok dilakukan oleh keluarga petani karena
disamping dapat menambah penghasilan dari produksi ternaknya, juga untuk
memanfaatkan tanah yang kurang cocok untuk pertanian dan menambah
kesuburan tanah dengan pupuk kandang.
Beberapa keuntungan beternak kambing adalah :
1. Tidak memerlukan tempat yang luas, cukup dengan kandang yang kecil dan sederhana.
2. Pemeliharaannya mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga.
3. Makanannya sederhana dan mudah didapat.
4. Kambing cepat berkembang biak karena, mempunyai anak lebih dari satu ekor setiap kali melahirkan dan anaknya cepat besar.
5. Kambing dipelihara sebagai tabungan dan mudah dijual bilamana pemiliknya memerlukan uang.
6. Selain menghasilkan daging, akan diperoleh pula hasil lain berupa kulit dan kotoran yang baik untuk pupuk.
7. Modal yang diperlukan untuk pemeliharaannya relatif tidak begitu besar.
Dengan beternak kambjng bukan saja meningkat kan pendapatan, tetapi juga
membantu usaha Pemerintah untuk meningkatkan produksi daging dalam
rangka meningkatkan gizi masyarakat.
II. BANGSA-BANGSA KAMBING
Kambing merupakan salah satu hewan yang tertua dijinakkan oleh manusia.
Kambing yang dikenal sekarang diperkirakan merupakan keturunan dari tiga
jenis kambing liar yaitu :
1. Capra hircus, berasal dari daerah antara Pakistan dan Turki.
2. Capra falconeri, berasal dari daerah sepanjang Kashmir.
3. Capra prica, berasal dari daerah sepanjang Balkan.
Dari ketiga jenis kambing tersebut, sekarang dikenal beberapa bangsa kambing yang tersebar hampir keseluruh dunia.
Bangsa-bangsa tersebut diantaranya adalah :
1. Kambing Asli Indonesia
Dikenal dengan nama Kambing Kacang. Tubuhnya kecil pendek, kepala ringan
dan kecil, telinga pendek. Baik jantan maupun betinanya bertanduk.
Pahjang tanduk pada jantan 10 cm sedang pada betina 8 cm.
Kambing betina berbulu pendek pada seluruh tubuhnya kecuali pada bagian
ekor dan dagu (janggut). Pada kambing jantan selain di tempat-tempat
tersebut tumbuh pula bulu paniang disepanjang garis leher, pundak dan
punggung sampai ke ekor dan pantat (paha sebelah belakang).
Mempunyai warna tunggal putih, hitam dan coklat atau warna campuran dari ketiga warna tersebut.
Dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya (tipe pedaging).
2. Kambing Etawah
Berasal dari Jumnapari, India dan dimasukkan ke Indonesia pada masa
penjajahan Belanda. Kepala nya mirip dengan bentuk kepala domba jantan,
hidung melengkung dan rahang bawah lebih menonjol. Daun telinganya
panjang dan lebar sehingga terkulai ke bawah. Jantan dan betina
bertanduk, panjang pada jantan 9-14 Cm sedang pada betina 7-13 Cm.
Mempunyai gelambir yaitu lipatan. kulit yang melebar dan terdapat
sepanjang bagian bawah leher. Pada Jantan gelambir lebih besar daripada
betina.
Kaki panjang, berbulu panjang pada garis belakang kakinya. Warna bulu kebanyakan campuran anta ra hitam, putih dan coklat.
Kambing ini termasuk tipe ganda (pedaging dan perah).
3. Kambing Peranakan Etawah (PE)
Merupakan hasil persilangan antara Kambing Etawah dan Kambing Kacang.
Sifatnya berada di antara sifat kambing Etawah dan kambing Kacang,
misalnya hidung agak melengkung, telinga agak besar dan terkulai, besar
tubuh antara kambing Etawah dan kambing Kacang.
Termasuk tipe ganda (pedaging dan perah).
4. Kambing Saanen
Berasal dari lembah Saane di Swiss. Kepala ringan dan seimbang dengan
leher yang jenjang. Dahi lebar .telinga pendek dan tegak. Kambing jantan
dan betina tidak bertanduk.
Berwarna putih mulus, kadang-kadang ada pula becak warna hitam pada hidung,telinga dan ambing.
Termasuk kambing tipe perah. Produksi susu 3-5 liter sehari.
5. Kambing Angora
Berasal dari Turki. Kepala besarnya sedang, dengan wajah berbulu pendek.
Telinga tipis terkulai ke bawah. Jantan dan betinanya bertanduk.
Bulunya lebat dan panjang, disebut "mohair". Berwarna putih bersih dan mengkilat.
Disamping sebagai penghasil mohair, juga dapat sebagai penghasil susu
dan penghasil kulit berambut (pelt) yang diambil dari anak kambing.
6. Kambing Kashmir
Berasal dari Tibet. Kepala besar, mata kecil dan leher pendek. Daun
telinga sedang dan rebah. Jantan dan betina bertanduk. Wajah, telinga
dan kaki bagian bawah berbulu pendek, sedang bagian tubuh lainnya di
tumbuhi bulu penutup yang panjang berwarna abu-abu, Di bawah bulu
penutup ini terdapat mohair yang lebat dan sangat halus.
7. Kambing Toggenburg
Berasal dari lembah Toggenburg di Swiss.
Berwarna coklat dengan warna putih dari daerah mulut sampai daun
telinga, keempat kaki bagian bawah serta di bawah pangkal ekor. Jantan
dan betina tidak bertanduk.
Termasuk tipe perah.
8. Kambing Nubian
Berasa dari Nubia, Afrika Timurlaut. Berwarna hitem putih, coklat putih
atau coklat muda-putih. Tidak bertanduk. Telinga lebar, panjang dan
terkulai ke-bawah. Termasuk tipe perah.
9. Kambing Alpin Perancis
Warna bulu bermacam-macam. Kadang-kadang bertanduk, kadang-kadang tidak.
Telinga kecil, tegak ke atas. Sangat populer di Amerika Serikat karena
produksi susunya yang tinggi (sekitar 6 liter per hari).
III. SIFAT-SIFAT KAMBING
A. DEWASA
Kambing sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 8—12 bulan, tetapi
sebaiknya jangan dikawinkan dulu karena hal ini akan menyebabkan anak
yang dilahirkan kurang sempurna (sakit-sakitan, pertumbuhan kurang baik
dan sebagainya).
Waktu yang baik untuk mengawinkan pertama kail adalah pada umur 18—20
bulan, karena pada umur tersebut kambing sudah mencapai dewasa tubuh dan
dewasa kelamin.
B. Berahi
Berahi gidalah waktu yang tepat untuk mengawin kan seekor kambing
betina. Dalam keadaan tidak berahi kambing betina tidak mau
dikawini/dikawinkan, oleh karena itu perlu diketahui tanda tanda berahi
yaitu :
- Tidak tenang dan terus terusan mengembik.
- Ekor dikipas-kipaskan, menggosok-gosokan badan ke dinding.
- Sering kencing.
- Bibir alat kelamin sedikit membengkak dan keluar lendir agak kemerahan.
Lama berahi pada ternak kambing rata-rata 30 jam. Karena waktunya tidak
lama, maka jika terlihat tanda-tanda berahi kambing betina segera
dikawinkan Kalau berahinya terlihat pada malam hari sebaiknya dikawinkan
pada besok harinya (pagi hari), sedang kalau terlihat pada pagi hari
sebaiknya dikawinkan pada siang hari atau sore hari.
Siklus berahi pada kambing betina rata-rata 20 hari,artinya setiap 20
hari kambing betina akan mengalami masa berahi. Siklus berahi ini tidak
terjadi kalau kambing sedang bunting.
C. Masa Bunting dan Kemampuan Beranak
Masa bunting pada kambing adalah sekitar 151 hari (5 bulan), sehingga
dengan tata laksana yang baik diharapkan kambing dapat beranak setiap
7—9 bulan sekali.
Jumlah anak yang dapat dilahirkan rata-rata 1—2 ekor, kadang-kadang
dapat pula lebih dari 2 ekor. Bila ada kambing yang beranak lebih dari 2
ekor, sebaik nya anak ketiga disusukan kepada induk kambing yang sedang
menyusui dan mempunyai anak hanya seekor.
D. Umur
Dasar penentuan umur ternak kambing adalah keadaan gigi seri pada rahang bawah yang jumlahnya 8 buah.
Ternak kambing yang berumur di bawah satu tahun gigi serinya dinamakan
gigi seri susu, sedang gigi penggantinya disebut gigi seri tetap. Gigi
seri susu berbentuk kecil-kecil dan berwarna putih mulus, sedang gigi
seri tetap lebih besar dan berwarna putih kotor.
Sebagai pegangan untuk mengetahui umur kambing adalah :
- Sudah ada tanda pergesekan gigi seri susu : umur 10—12 bulan.
- Dua gigi seri telah berganti (Gigi dua) ; umur 1—1,5 tahun.
- Empat gigi seri telah berganti (Gigi empat) : umur 1,5—2 tahun,
- Enam gigi seri telah berganti (Gigi enam) : umur 2,5—3 tahun.
- Delapan gigi seri tejah berganti (Gigi delapan) : umur 3,5—4 tahun.
- Bila-1/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 5 tahun.
- Bila 1/2 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 6 tahun.
- Bila 3/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 7 tahun.
- Bila seluruh bagian telah tergesek : umur 8 tahun
IV. MEMILIH BIBIT
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit adalah :
A. Calon Induk (Betina)
- Berasal dari keturunan yang baik dan tidak mempunyai penyakit atau cacat menurun.
- Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang. Ambing besar, simetris dan puting susu normal
- Temperamen lincah, nafsu makan baik.
- Keadaan bulu/kulit cukup mulus dan mengkilat,tidak
- menunjukan tanda-tanda adanya penyakit parasit kulit.
- Tidak mengidap penyakit yang berbahaya, terutama penyakit kandungan.
- Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.
- Mempunyai sifat keibuan (tidak galak) dan mampu beranak 2-3 ekor dalam sekali melahirkan.
- Sebaiknya dipilih yang muda, umur 1 — 1,5 tahun.
B. Calon Pejantan
- Berasal dari keturunan yang baik. Sebaiknya diambil keturunan dari
induk yang tiap kali melahirkan memperoleh 2 ekor anak atau lebih.
- Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang dan tidak ada cacat. Badan kuat, dada bidang dan dalam.
- Testes (buah zakar) cukup besar.
- Daya pertumbuhannya cepat.
- Keadaan bulu dan kulit cukup mulus dan mengkilat.
- Tidak mengidap penyakit yang berbahaya. Berasal dari induk yang tidak menderita penyakit kandungan.
- Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.
- Mempunyai sifat-sifat kejantanan yang baik, misalnya temperamen gagah, kemampuan kawin baik.
V. MAKANAN
Kambing termasuk jenis ternak yang tidak terlalu memilih jenis makanan yang diberikan sehingga, pemeliharaan relatif mudah.
Jenis hijauan yang diberikan adalah campuran rumput, hijauan
kacang-kacangan dan daun-daunan seperti daun turi, daun petai cina, daun
nangka, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang, daun jagung dan
lain-lain.
Selain makanan hijauan dapat pula diberikan penguat berupa campuran satu
bagian dedak halus dan satu bagian bungkil kelapa sebanyak 1/2 - 1 kg
untuk ternak dewasa. Makanan penguat tidak mutlak diberikan kepada
kambing, kecuali pada induk yang bunting tua, induk yang sedang
menyusui, pejantan yang banyak dikawinkan, betina muda yang akan
dikawinkan dan anak kambing yang digemukkan.
Selain itu dapat pula diberi makanan berupa "sisa dapur" yang bersih
seperti : kulit pisang, ampas kelapa, kulit ubi (dicuci), jerami nangka
(diiris-iris), kulit jagung dan lain-lain.
Seekor kamb ing dewasa dapat menghabiskan 4-6 kg hijauan segar setiap hari.
Yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan adalah :
- Makanan harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak
seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.
- Makanan tidak busuk atau berjamur.
- Makanan tidak tercampur dengan benda-benda, yang membahayakan.
Garam sebaiknya juga diberikan, karena selain dibutuhkan oleh tubuh juga
menimbulkan rasa enak pada makanan. Dapat diberikan dalam tabung
bambu/kotak kayu atau dengan mencipratkan air garam pada makanan yang
diberikan.
Perlu diperhatikan agar selalu menyediakan air yang bersih dan cukup setiap hari.
VI KANDANG
Agar tata laksana peternakan kambing berhasil dengan baik, kandang merupakan perlengkapan yang penting untuk diperhatikan.
Ada 2 macam bentuk kandang yaitu :
1. Kandang dengan lantai tanah yang diatasnya cukup diberi jerami kering.
2. Kandang berbentuk panggung dengan kolong di bawah nya.
Syarat-syarat kandang yang baik adalah :
- Kandang cukup luas, kira-kira 1 m2 per ekor kambing dewasa.
- Tempat harus kering, mendapat cukup sinar matahari pagi dan mudah dibersihkan.
- Terlindung dari hujan, angin langsung dan terik matahari.
- Sebaiknya di sekeliling kandang (terutama yang berlantai tanah) dibuat parit untuk menghindari becek dalam kandang.
- Kotoran harus mudah dibuang yaitu dengan membuat lobang di bawah
kandang agar kotoran dan bahan sisa lainnya langsung jatuh ke dalam
lobang, yang merupakan bahan pembuat pupuk kandang.
Letak kandang tidak terlalu dekat dengan rumah atau bangunan lain
Kandang terbuat dari bahan yang cukup kuat, tetapi murah dan mudah
didapat. Alas dapat dibuat dari bambu atau kayu yang disusun/dianyam
agak jarang. Dinding kandang dari bambu atau kayu sedang atap dari
rumbia kajang, alang-alang, dan sebagainya. Tinggi lantai diatas
permukaan tanah 50-70 Cm, sedang jarak lantai ke atap 150-175 Cm. Pada
bagian belakang dibuatkan pintu dan tangga untuk keluar masuk ternak dan
pada sis kandang sebelah depan dibuatkan tempat makanan dan minuman.
Tempat makanan berupa bak dari kayu atau bambu dibuat sepanjang sisi
depan bagian luar kandang dengan lebar kira-kira 50 Cm. Letaknya lebih
tinggi 20-30 Cm dan lantai kandang.
Tempat minuman dari ember plastik atau belanga dari tanah diletakkan di
samping bak makanan. Tempat garam dibuat dari bambu atau kotak kayu yang
dipakukan setinggi kira-kira 50 Cm dari lantai. Terutama untuk kandang
berlantai tanah harus diberi alas jerami kering yang perlu dibalik-balik
jika sudah terlalu basah atau segera diganti dengan jerami yang baru.
VII. TATA LAKSANA
A. Pemeliharaan
Sedapat mungkin kambing setiap hari dilepas di lapangan pengembalaan
atau ditambatkan dengan tali panjang di tempat yang banyak rumput dan
daun-daunan untuk menghindari kambing berkeliaran ke mana-mana.
Mengembalakan jangan terlalu pagi karena rumput-rumputan masih banyak
yang berembun, sehingga dapat menyebabkan penyakit kembung rumput. Waktu
yang baik untuk menggembalakan adalah mulai 9.00 pagi dan dibawa
kembali ke kandang pada sore hari kira-kira jam 16.00.
Untuk malam hari, di kandang perlu disediakan hijauan berupa rumput dan kacang-kacangan dicampur dengan daun-daunan.
Jika kambing tidak digembalakan, maka makan an diberikan dikandang dua
kali sehari,yaitu pada pagi hari kira2 jam 8.00 dan sore hari kira2 jam
16.00. Hijauan yang akan diberikan pada pagi hari dapat dipotong pada
sore hari sebelumnya. Air minum perlu diganti setiap hari dan diberikan
secukupnya.
Kambing hendaknya dimandikan pada waktu-waktu tertentu, terutama
pejantan harus sering dimandikan. Ternak yang basah karena kehujanan
sebaiknya dilap dengan lap yang bersih dan kering.
B. Mengawinkan
Kambing betina yang sedang "dalam masa berahi biasanya membiarkan dirinya didekati dan dikawini oleh kambing jantan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil kawin alam yang baik adalah :
- Segera kawinkan ternak yang menunjukkan tanda-tanda berahi. Jika
berahi terlihat pada malam hari sebaiknya dikawinkan pada besok harinya
(pagi hari), sedang kalau terlihat pada pagi hari sebaiknya dikawinkan
pada siang atau sore harinya.
- Untuk mengawinkan sekelompok betina adalah dengan memasukkan
pejantan ke dalam kandang kelompok betina tersebut. Pada sore hari
kira-kira jam 17.00 pejantan dimasukkan ke kandang kelompok betina (8-10
ekor), kemudian kira-kira jam 6.00 pagi hari berikutnya dikeluarkan
dari kandang dan dimasukkan lagi pada jam 17.00. Dengan cara ini secara
alam jantan dapat memilih atau mengambil kesempatan untuk mengawini
betina yang sedang berahi. Begitu seterusnya sampai 1-2 bulan, yaitu
sampai semua betina telah dibuahi dan diharapkan semua betina telah
bunting.
- Kambing yang telah melahirkan sekitar 16 minggu atau pada tanda
berahi yang ketiga setelah melahirkan, dikumpulkan dengan pe jantan agar
terjadi kebuntingan
- Seekor pejantan dapat melayani 25-40 ekor kambing betina.
C. Waktu Bunting
Kambing betina yang sedang bunting perlu mendapat perhatian khusus agar
jangan sampai terjatuh, terperosok, tertumbuk atau terpukul. Karena
harus membagi makanannya dengan fetus yang sedang tumbuh dalam
kandungannya, maka perlu diberi makanan penguat, terutama pada betina
yang bunting tua.
Kira-kira sebulan menjelang melahirkan sebaiknya betina yang bunting
dipindahkan ke kandang tersendiri dan dapat dimasukkan kembali ke dalam
kelompoknya setelah 2 minggu melahirkan.
D. Waktu melahirkan
Kandang betina yang akan melahirkan hendaknya diberi jerami kering dan
bersih. Pada saat kambing beranak harus diawasi, tetapi jangan sampai
membuat ternak terganggu atau ketakutan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu kambing melahirkan adalah :
- Sewaktu anak baru lahir, bersihkan bagian hidung dan mulutnya dari lendir
- Ikatlah tali pusar dengan benang yang bersih kira-kira 2 Cm dari
perut. Tali pusar disebelah luar ikatan dipotong dan bekas luka diolesi
dengan jodium tinctuur.
- Ajarilah anaknya agar bisa menyusu, terutama jika induknya baru
pertama kali melahirkan. Air susu pertama yang agak kental (kollostrum)
sangat penting bagi anak kambing karena mengandung zat antibodi
(penangkal penyakit).
E. Masa Menyusui
Agar bertumbuh dengan baik, anak-anak kambing perlu mendapat air susu
yang cukup. Pada umur sekitar 1 minggu anak kambing bisa mulai diberi
hijauan dan makanan penguat.
Selama menyusui, induk perlu mendapat tambahan makanan penguat agar produksi susunya cukup dan kondisi tubuhnya tetap sehat.
Jika induk mati waktu melahirkan, anak disusukan kepada induk lain yang kebetulan mempunyai anak yang hampir sama umurnya.
Untuk membatasi pergerakan induk selama menyusui, dapat dilakukan dengan
menambat induk tersebut dalam kandang, sedang anaknya dibiarkan bebas.
F. Penyapihan
Penyapihan biasanya dilakukan pada waktu anak kambing berumur 3-5 bulan.
Pada umur setelah lepas sapih adalah masa yang baik sekali untuk
pemeliharaan anak kambing yang digemukkan guna dijual sebagai hewan
potongan. Untuk maksud ini anak kambing diberi makanan yang baik dengan
tambahan makanan penguat dan sudah dapat dijual 3-4 bulan setelah
digemukkan. Kambing muda untuk calon bibit tidak perlu dipelihara
seperti ini.
G. Pengebirian (Kastrasi)
Jika anak kambing tidak akan dijadikan sebagai pejantan, maka dapat
dikebiri (dikastrasi) agar menjadi gemuk dan dagingnya lebih enak dan
empuk. Pengebirian dapat dilakukan pada anak kambing umur 2-3 minggu.
Pengebirian dilakukan dengan menyayat kantong buah zakar kira-kira
sepertiga dari ujungnya, kemudian dipijat sehingga buah zakar keluar
dari kantongnya, lalu ditarik sambil diputar sampai putus. Bekas tali
zakar yang putus diolesi dengan Jodium tinctuur serta serbuk Sulfa.
Pengebirian dapat pula dilakukan dengan memakai karet gelang
(Elastrator). Caranya ialah dengan menjepit kuat pangkal kantong zakar
selama sepuluh menit dengan karet tersebut. Biarkan sampai buah zakar
dan kantongnya mengecil dan mengering, akhirnya akan lepas dengan
sendirinya.
Cara lain adalah dengan memakai Tang Burdizzo. Caranya sama seperti dengan karet gelang, hanya alat penjepitnya yang berbeda.
H. Merawat Kuku
Hal-hal yang penting dalam merawat kuku adalah :
- Potonglah kuku jika telah panjang dan bersihkan dari kotoran sebab
bisa menyebabkan kebusukan kuku. Pemotongan harus dilakukan dengan
hati-hati agar tidak terjadi pendarahan.
- Jika terlihat adanya luka atau borok kuku, cucilah kuku tersebut dengan larutan desinfektan.
VIII. PENYAKIT KAMBING
Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ternak adalah penjagaan
kesehatan, Untuk mencegah serangan penyakit yang sangat merugikan, perlu
diperhatikan kebersihan kandang dan sekitarnya. Disamping itu makanan
yang diberikan harus cukup dan berkwalitas baik.
Kandang tidak boleh basah dan lembab, sedang tempat makanan dan tempat
minuman harus selalu dibersihkan setiap hari. Padang pengembalaan
sebaiknya dipilih yang bersih dan jangan ada tempat yang digenangi air,
dengan demikian kambing akan terhindar dari bahaya cacing dan parasit
lain.
Beberapa penyakit yang sering timbul pada ternak kambing adalah:
1. Penyakit Anthrax (Radang limpa)
Penyakit ini disebabkan oleh basil Anthrax (Bacillus anthracis). Spora basil ini dapat tahan hidup sampai 20 tahun dalam tanah.
Tanda-tanda penyakit anthrax:
- Nafsu makan hilang
- Suhu badan meningkat
- Sulit bernafas dan buang kotoran, mencret darah.
- Ternak mati dengan tiba-tiba dan keluar darah dari lubang hidung, mulut dan lubang dubur.
Pencegahan : Vaksinasi bagi hewan sehat secara teratur, minimum setahun sekali, sebaiknya enam bulan sekali.
Pengobatan : Hewan yang disangka sakit disuntik dengan Serum anti anthrax dan suntikan antibiotika.
2. Penyakit Mulut dan Kuku (Apthae Epizootica = AE)
Penyakit ini disebabkan oleh semacam virus. Tanda-tanda penyakit AE adalah :
- Timbul lepuh-lepuh pada selaput lendir bibir dalam dan gusi.
- Suhu badan meningkat dan nafsu makan berkurang
- Banyak mengeluarkan air liur.
- Diantara kuku (sela kuku) terjadi luka sehingga ternak menjadi sulit berdiri atau berjalan.
Pencegahan : Vaksinasi setiap enam bulan sekali dengan vaksin AE.
Pengobatan : Dengan suntikan antibiotika Terramycine, cortcycline dan
lain-lain. Luka pada mulut dan kuku dicuci dengan creolin dan diobati
dengan antibiotika.
3. Penyakit Cacing
Disebabkan oleh berbagai jenis cacing bulat dalam lambung dan usus.
Biasanya banyak menyerang kambing muda (di bawah umur 1 tahun).
Tanda-tanda ternak yang diserang cacing :
- Kambing kelihatan lesu, lemah dan pucat
- Bulu kasar dan tidak mengkilat
- Kurus, pertumbuhan lambat
- Kadang-kadang mencret
Pencegahan : Menghindarkan kambing dari tempat yang lembab dan digenangi
air dimana banyak terdapat larva cacing, serta dengan pemberian obat
cacing secara teratur.
Pengobatan :
- Diberi obat cacing seperti Citarin, Concurat dan lain-lain.
- Bisa pula diberi buah pinang yang nampir matang (tua) ditumbuk
halus dan cairannya diminumkan (jangan diberikan kepada kambing yang
bunting).
- Dapat pula diberi campuran terusi dengan air tembakau. Buatlah air
tembakau sebanyak 1 liter sampai berwarna coklat tua, masukkan terusi 30
gr, diaduk sampai rata dan kemudian ditambah air 2 liter lagi. Kambing
dipuasakan dahulu selama 12 jam, lalu diberi campuran tersebut 30-50 cc
(seperlima gelas) untuk setiap ekor kambing dewasa.Setelah diobati
jangan diberi makan dahulu sampai 6 jam.
4. Penyakit Kembung Perut
Penyakit ini disebabkan oleh karena kambing terlalu banyak makan rumput
muda dan basah/berembun, sehingga memudahkan pembentukan gas dalam
lambung.
Pengobatan :
- Diberi air asam yang ditambah gula.
- Usahakan agar ternak melakukan gerakan mengunyah (misal mengunyah
kayu) dan angkat kaki depan ke atas dan ke bawah agar gas banyak keluar.
5. Penyakit Pneumonia
Penyakit ini kebanyakan disebabkan oleh keadaan kandang yang lembab, dingin dan kotor. Tanda-tanda :
- Ternak nampak seperti kedinginan, lemah dan nafsu makan hilang.
- Sering batuk atau bila bernafas mengeluarkan bunyi. Pencegahan
dilakukan dengan mengusahakan agar kandang selalu bersih, tidak lembab
dan tidak ada genangan air di bawah kandang.
6. Penyakit Kudis/Kurap(Scabies)
Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis kutu dan dapat pula
disebabkan oleh kotoran (karena keadaan kandang yang kotor, ternak tidak
pernah dimandikan).
Pencegahan :
- Memandikan kambing secara teratur.
- Hindari kontak dengan ternak yang sakit.
Pengobatan :
- Diobati dengan campuran belerang, parutan kunyit dan minyak kelapa sama banyaknya dan dipanaskan.
- Memandikan kambing dengan larutan BHC 0,06%, Azuntol dan lain-lain.
Sumber :
1. Pedoman
Beternak Kambing & Domba. Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat
Bina Program Proyek Pembinaan Peternakan Daerah Transmigrasi Pusat
Jakarta.
2. Natasasmita, AJ979. Ternak Kambing dan Pemelihara annya. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
3. Natasasmita, A. 1979. Penyakit Kambing dan Domba. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
4. Sosroamidjojo, M.S. 1975. Ternak Potong dan Kerja CV.Yasaguna Jakarta.
wow keren, ane bisa coba nih
BalasHapus