Halaman

Kamis, 12 Juli 2012

Cara-Cara Beternak Kambing

I. PENDAHULUAN

Usaha beternak kambing cocok dilakukan oleh keluarga petani karena disamping dapat menambah penghasilan dari produksi ternaknya, juga untuk memanfaatkan tanah yang kurang cocok untuk pertanian dan menambah kesuburan tanah dengan pupuk kandang.

Beberapa keuntungan beternak kambing adalah :

1.    Tidak memerlukan tempat yang luas, cukup dengan kandang yang kecil dan sederhana.

2.    Pemeliharaannya mudah dan tidak memerlukan banyak tenaga.

3.    Makanannya sederhana dan mudah didapat.

4.    Kambing cepat berkembang biak karena, mempunyai anak lebih dari satu ekor setiap kali melahirkan dan anaknya cepat besar.

5.    Kambing dipelihara sebagai tabungan dan mudah dijual bilamana pemiliknya memerlukan uang.

6.    Selain menghasilkan daging, akan diperoleh pula hasil lain berupa kulit dan kotoran yang baik untuk pupuk.

7.    Modal yang diperlukan untuk pemeliharaannya relatif tidak begitu besar.

Dengan beternak kambjng bukan saja meningkat kan pendapatan, tetapi juga membantu usaha Pemerintah untuk meningkatkan produksi daging dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat.

II. BANGSA-BANGSA KAMBING


Kambing merupakan salah satu hewan yang tertua dijinakkan oleh manusia. Kambing yang dikenal sekarang diperkirakan merupakan keturunan dari tiga jenis kambing liar yaitu :

1.    Capra hircus, berasal dari daerah antara Pakistan dan Turki.

2.    Capra falconeri, berasal dari daerah sepanjang Kashmir.

3.    Capra prica, berasal dari daerah sepanjang Balkan.

Dari ketiga jenis kambing tersebut, sekarang dikenal beberapa bangsa kambing yang tersebar hampir keseluruh dunia.

Bangsa-bangsa tersebut diantaranya adalah :

1. Kambing Asli Indonesia

Dikenal dengan nama Kambing Kacang. Tubuhnya kecil pendek, kepala ringan dan kecil, telinga pendek. Baik jantan maupun betinanya bertanduk. Pahjang tanduk pada jantan 10 cm sedang pada betina 8 cm.

Kambing betina berbulu pendek pada seluruh tubuhnya kecuali pada bagian ekor dan dagu (janggut). Pada kambing jantan selain di tempat-tempat tersebut tumbuh pula bulu paniang disepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ke ekor dan pantat (paha sebelah belakang).

Mempunyai warna tunggal putih, hitam dan coklat atau warna campuran dari ketiga warna tersebut.

Dipelihara untuk dimanfaatkan dagingnya (tipe pedaging).

2. Kambing Etawah

Berasal dari Jumnapari, India dan dimasukkan ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda. Kepala nya mirip dengan bentuk kepala domba jantan, hidung melengkung dan rahang bawah lebih menonjol. Daun telinganya panjang dan lebar sehingga terkulai ke bawah. Jantan dan betina bertanduk, panjang pada jantan 9-14 Cm sedang pada betina 7-13 Cm.

Mempunyai gelambir yaitu lipatan. kulit yang melebar dan terdapat sepanjang bagian bawah leher. Pada Jantan gelambir lebih besar daripada betina.

Kaki panjang, berbulu panjang pada garis belakang kakinya. Warna bulu kebanyakan campuran anta ra hitam, putih dan coklat.

Kambing ini termasuk tipe ganda (pedaging dan perah).

3. Kambing Peranakan Etawah (PE)

Merupakan hasil persilangan antara Kambing Etawah dan Kambing Kacang.

Sifatnya berada di antara sifat kambing Etawah dan kambing Kacang, misalnya hidung agak melengkung, telinga agak besar dan terkulai, besar tubuh antara kambing Etawah dan kambing Kacang.

Termasuk tipe ganda (pedaging dan perah).

4. Kambing Saanen

Berasal dari lembah Saane di Swiss. Kepala ringan dan seimbang dengan leher yang jenjang. Dahi lebar .telinga pendek dan tegak. Kambing jantan dan betina tidak bertanduk.

Berwarna putih mulus, kadang-kadang ada pula becak warna hitam pada hidung,telinga dan ambing.

Termasuk kambing tipe perah. Produksi susu 3-5 liter sehari.

5. Kambing Angora

Berasal dari Turki. Kepala besarnya sedang, dengan wajah berbulu pendek. Telinga tipis terkulai ke bawah. Jantan dan betinanya bertanduk.

Bulunya lebat dan panjang, disebut "mohair". Berwarna putih bersih dan mengkilat.

Disamping sebagai penghasil mohair, juga dapat sebagai penghasil susu dan penghasil kulit berambut (pelt) yang diambil dari anak kambing.

6. Kambing Kashmir

Berasal dari Tibet. Kepala besar, mata kecil dan leher pendek. Daun telinga sedang dan rebah. Jantan dan betina bertanduk. Wajah, telinga dan kaki bagian bawah berbulu pendek, sedang bagian tubuh lainnya di tumbuhi bulu penutup yang panjang berwarna abu-abu, Di bawah bulu penutup ini terdapat mohair yang lebat dan sangat halus.

7. Kambing Toggenburg

Berasal dari lembah Toggenburg di Swiss.

Berwarna coklat dengan warna putih dari daerah mulut sampai daun telinga, keempat kaki bagian bawah serta di bawah pangkal ekor. Jantan dan betina tidak bertanduk.

Termasuk tipe perah.

8. Kambing Nubian

Berasa dari Nubia, Afrika Timurlaut. Berwarna hitem putih, coklat putih atau coklat muda-putih. Tidak bertanduk. Telinga lebar, panjang dan terkulai ke-bawah. Termasuk tipe perah.

9. Kambing Alpin Perancis

Warna bulu bermacam-macam. Kadang-kadang bertanduk, kadang-kadang tidak. Telinga kecil, tegak ke atas. Sangat populer di Amerika Serikat karena produksi susunya yang tinggi (sekitar 6 liter per hari).

III. SIFAT-SIFAT KAMBING

A. DEWASA

Kambing sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 8—12 bulan, tetapi sebaiknya jangan dikawinkan dulu karena hal ini akan menyebabkan anak yang dilahirkan kurang sempurna (sakit-sakitan, pertumbuhan kurang baik dan sebagainya).

Waktu yang baik untuk mengawinkan pertama kail adalah pada umur 18—20 bulan, karena pada umur tersebut kambing sudah mencapai dewasa tubuh dan dewasa kelamin.

B. Berahi

Berahi gidalah waktu yang tepat untuk mengawin kan seekor kambing betina. Dalam keadaan tidak berahi kambing betina tidak mau dikawini/dikawinkan, oleh karena itu perlu diketahui tanda tanda berahi yaitu :

-    Tidak tenang dan terus terusan mengembik.

-    Ekor dikipas-kipaskan, menggosok-gosokan badan ke dinding.

-    Sering kencing.

-    Bibir alat kelamin sedikit membengkak dan keluar lendir agak kemerahan.

Lama berahi pada ternak kambing rata-rata 30 jam. Karena waktunya tidak lama, maka jika terlihat tanda-tanda berahi kambing betina segera dikawinkan Kalau berahinya terlihat pada malam hari sebaiknya dikawinkan pada besok harinya (pagi hari), sedang kalau terlihat pada pagi hari sebaiknya dikawinkan pada siang hari atau sore hari.

Siklus berahi pada kambing betina rata-rata 20 hari,artinya setiap 20 hari kambing betina akan mengalami masa berahi. Siklus berahi ini tidak terjadi kalau kambing sedang bunting.

C.    Masa Bunting dan Kemampuan Beranak

Masa bunting pada kambing adalah sekitar 151 hari (5 bulan), sehingga dengan tata laksana yang baik diharapkan kambing dapat beranak setiap 7—9 bulan sekali.

Jumlah anak yang dapat dilahirkan rata-rata 1—2 ekor, kadang-kadang dapat pula lebih dari 2 ekor. Bila ada kambing yang beranak lebih dari 2 ekor, sebaik nya anak ketiga disusukan kepada induk kambing yang sedang menyusui dan mempunyai anak hanya seekor.

D.    Umur

Dasar penentuan umur ternak kambing adalah keadaan gigi seri pada rahang bawah yang jumlahnya 8 buah.

Ternak kambing yang berumur di bawah satu tahun gigi serinya dinamakan gigi seri susu, sedang gigi penggantinya disebut gigi seri tetap. Gigi seri susu berbentuk kecil-kecil dan berwarna putih mulus, sedang gigi seri tetap lebih besar dan berwarna putih kotor.

Sebagai pegangan untuk mengetahui umur kambing adalah :

-    Sudah ada tanda pergesekan gigi seri susu : umur 10—12 bulan.

-    Dua gigi seri telah berganti (Gigi dua) ; umur 1—1,5 tahun.

-    Empat gigi seri telah berganti (Gigi empat) : umur 1,5—2 tahun,

-    Enam gigi seri telah berganti (Gigi enam) : umur 2,5—3 tahun.

-    Delapan gigi seri tejah berganti (Gigi delapan) : umur 3,5—4 tahun.

-    Bila-1/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 5 tahun.

-    Bila 1/2 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 6 tahun.

-    Bila 3/4 bagian gigi seri tetap telah tergesek : umur 7 tahun.

-    Bila seluruh bagian telah tergesek : umur 8 tahun

IV. MEMILIH BIBIT

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih bibit adalah :

A.    Calon Induk (Betina)

-    Berasal dari keturunan yang baik dan tidak mempunyai penyakit atau cacat menurun.

-    Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang. Ambing besar, simetris dan puting susu normal

-    Temperamen lincah, nafsu makan baik.

-    Keadaan bulu/kulit cukup mulus dan mengkilat,tidak

-    menunjukan tanda-tanda adanya penyakit parasit kulit.

-    Tidak mengidap penyakit yang berbahaya, terutama penyakit kandungan.

-    Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.

-    Mempunyai sifat keibuan (tidak galak) dan mampu beranak 2-3 ekor dalam sekali melahirkan.

-    Sebaiknya dipilih yang muda, umur 1 — 1,5 tahun.

B.    Calon Pejantan

-    Berasal dari keturunan yang baik. Sebaiknya diambil keturunan dari induk yang tiap kali melahirkan memperoleh 2 ekor anak atau lebih.

-    Bentuk tubuh : kepala, leher, badan, kaki dan lain-lain seimbang dan tidak ada cacat. Badan kuat, dada bidang dan dalam.

-    Testes (buah zakar) cukup besar.

-    Daya pertumbuhannya cepat.

-    Keadaan bulu dan kulit cukup mulus dan mengkilat.

-    Tidak mengidap penyakit yang berbahaya. Berasal dari induk yang tidak menderita penyakit kandungan.

-    Daya menyesuaikan diri terhadap lingkungan baik dan cepat.

-    Mempunyai sifat-sifat kejantanan yang baik, misalnya temperamen gagah, kemampuan kawin baik.

V. MAKANAN

Kambing termasuk jenis ternak yang tidak terlalu memilih jenis makanan yang diberikan sehingga, pemeliharaan relatif mudah.

Jenis hijauan yang diberikan adalah campuran rumput, hijauan kacang-kacangan dan daun-daunan seperti daun turi, daun petai cina, daun nangka, daun singkong, daun ubi jalar, daun pisang, daun jagung dan lain-lain.

Selain makanan hijauan dapat pula diberikan penguat berupa campuran satu bagian dedak halus dan satu bagian bungkil kelapa sebanyak 1/2 - 1 kg untuk ternak dewasa. Makanan penguat tidak mutlak diberikan kepada kambing, kecuali pada induk yang bunting tua, induk yang sedang menyusui, pejantan yang banyak dikawinkan, betina muda yang akan dikawinkan dan anak kambing yang digemukkan.

Selain itu dapat pula diberi makanan berupa "sisa dapur" yang bersih seperti : kulit pisang, ampas kelapa, kulit ubi (dicuci), jerami nangka (diiris-iris), kulit jagung dan lain-lain.

Seekor kamb ing dewasa dapat menghabiskan 4-6 kg hijauan segar setiap hari.

Yang perlu diperhatikan dalam pemberian makanan adalah :

-    Makanan harus mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh ternak seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin.

-    Makanan tidak busuk atau berjamur.

-    Makanan tidak tercampur dengan benda-benda, yang membahayakan.

Garam sebaiknya juga diberikan, karena selain dibutuhkan oleh tubuh juga menimbulkan rasa enak pada makanan. Dapat diberikan dalam tabung bambu/kotak kayu atau dengan mencipratkan air garam pada makanan yang diberikan.

Perlu diperhatikan agar selalu menyediakan air yang bersih dan cukup setiap hari.

VI KANDANG

Agar tata laksana peternakan kambing berhasil dengan baik, kandang merupakan perlengkapan yang penting untuk diperhatikan.

Ada 2 macam bentuk kandang yaitu :

1.    Kandang dengan lantai tanah yang diatasnya cukup diberi jerami kering.

2.    Kandang berbentuk panggung dengan kolong di bawah nya.

Syarat-syarat kandang yang baik adalah :

-    Kandang cukup luas, kira-kira 1 m2 per ekor kambing dewasa.

-    Tempat harus kering, mendapat cukup sinar matahari pagi dan mudah dibersihkan.

-    Terlindung dari hujan, angin langsung dan terik matahari.

-    Sebaiknya di sekeliling kandang (terutama yang berlantai tanah) dibuat parit untuk menghindari becek dalam kandang.

-    Kotoran harus mudah dibuang yaitu dengan membuat lobang di bawah kandang agar kotoran dan bahan sisa lainnya langsung jatuh ke dalam lobang, yang merupakan bahan pembuat pupuk kandang.

Letak kandang tidak terlalu dekat dengan rumah atau bangunan lain

Kandang terbuat dari bahan yang cukup kuat, tetapi murah dan mudah didapat. Alas dapat dibuat dari bambu atau kayu yang disusun/dianyam agak jarang. Dinding kandang dari bambu atau kayu sedang atap dari rumbia kajang, alang-alang, dan sebagainya. Tinggi lantai diatas permukaan tanah 50-70 Cm, sedang jarak lantai ke atap 150-175 Cm. Pada bagian belakang dibuatkan pintu dan tangga untuk keluar masuk ternak dan pada sis kandang sebelah depan dibuatkan tempat makanan dan minuman.

Tempat makanan berupa bak dari kayu atau bambu dibuat sepanjang sisi depan bagian luar kandang dengan lebar kira-kira 50 Cm. Letaknya lebih tinggi 20-30 Cm dan lantai kandang.

Tempat minuman dari ember plastik atau belanga dari tanah diletakkan di samping bak makanan. Tempat garam dibuat dari bambu atau kotak kayu yang dipakukan setinggi kira-kira 50 Cm dari lantai. Terutama untuk kandang berlantai tanah harus diberi alas jerami kering yang perlu dibalik-balik jika sudah terlalu basah atau segera diganti dengan jerami yang baru.

VII. TATA LAKSANA

A. Pemeliharaan

Sedapat mungkin kambing setiap hari dilepas di lapangan pengembalaan atau ditambatkan dengan tali panjang di tempat yang banyak rumput dan daun-daunan untuk menghindari kambing berkeliaran ke mana-mana. Mengembalakan jangan terlalu pagi karena rumput-rumputan masih banyak yang berembun, sehingga dapat menyebabkan penyakit kembung rumput. Waktu yang baik untuk menggembalakan adalah mulai 9.00 pagi dan dibawa kembali ke kandang pada sore hari kira-kira jam 16.00.

Untuk malam hari, di kandang perlu disediakan hijauan berupa rumput dan kacang-kacangan dicampur dengan daun-daunan.

Jika kambing tidak digembalakan, maka makan an diberikan dikandang dua kali sehari,yaitu pada pagi hari kira2 jam 8.00 dan sore hari kira2 jam 16.00. Hijauan yang akan diberikan pada pagi hari dapat dipotong pada sore hari sebelumnya. Air minum perlu diganti setiap hari dan diberikan secukupnya.

Kambing hendaknya dimandikan pada waktu-waktu tertentu, terutama pejantan harus sering dimandikan. Ternak yang basah karena kehujanan sebaiknya dilap dengan lap yang bersih dan kering.

B. Mengawinkan

Kambing betina yang sedang "dalam masa berahi biasanya membiarkan dirinya didekati dan dikawini oleh kambing jantan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil kawin alam yang baik adalah :

- Segera kawinkan ternak yang menunjukkan tanda-tanda berahi. Jika berahi terlihat pada malam hari sebaiknya dikawinkan pada besok harinya (pagi hari), sedang kalau terlihat pada pagi hari sebaiknya dikawinkan pada siang atau sore harinya.

-    Untuk mengawinkan sekelompok betina adalah dengan memasukkan pejantan ke dalam kandang kelompok betina tersebut. Pada sore hari kira-kira jam 17.00 pejantan dimasukkan ke kandang kelompok betina (8-10 ekor), kemudian kira-kira jam 6.00 pagi hari berikutnya dikeluarkan dari kandang dan dimasukkan lagi pada jam 17.00. Dengan cara ini secara alam jantan dapat memilih atau mengambil kesempatan untuk mengawini betina yang sedang berahi. Begitu seterusnya sampai 1-2 bulan, yaitu sampai semua betina telah dibuahi dan diharapkan semua betina telah bunting.

-    Kambing yang telah melahirkan sekitar 16 minggu atau pada tanda berahi yang ketiga setelah melahirkan, dikumpulkan dengan pe jantan agar terjadi kebuntingan

-    Seekor pejantan dapat melayani 25-40 ekor kambing betina.

C.    Waktu Bunting

Kambing betina yang sedang bunting perlu mendapat perhatian khusus agar jangan sampai terjatuh, terperosok, tertumbuk atau terpukul. Karena harus membagi makanannya dengan fetus yang sedang tumbuh dalam kandungannya, maka perlu diberi makanan penguat, terutama pada betina yang bunting tua.

Kira-kira sebulan menjelang melahirkan sebaiknya betina yang bunting dipindahkan ke kandang tersendiri dan dapat dimasukkan kembali ke dalam kelompoknya setelah 2 minggu melahirkan.

D.    Waktu melahirkan

Kandang betina yang akan melahirkan hendaknya diberi jerami kering dan bersih. Pada saat kambing beranak harus diawasi, tetapi jangan sampai membuat ternak terganggu atau ketakutan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada waktu kambing melahirkan adalah :

-    Sewaktu anak baru lahir, bersihkan bagian hidung dan mulutnya dari lendir

-    Ikatlah tali pusar dengan benang yang bersih kira-kira 2 Cm dari perut. Tali pusar disebelah luar ikatan dipotong dan bekas luka diolesi dengan jodium tinctuur.

- Ajarilah anaknya agar bisa menyusu, terutama jika induknya baru pertama kali melahirkan. Air susu pertama yang agak kental (kollostrum) sangat penting bagi anak kambing karena mengandung zat antibodi (penangkal penyakit).

E. Masa Menyusui

Agar bertumbuh dengan baik, anak-anak kambing perlu mendapat air susu yang cukup. Pada umur sekitar 1 minggu anak kambing bisa mulai diberi hijauan dan makanan penguat.

Selama menyusui, induk perlu mendapat tambahan makanan penguat agar produksi susunya cukup dan kondisi tubuhnya tetap sehat.

Jika induk mati waktu melahirkan, anak disusukan kepada induk lain yang kebetulan mempunyai anak yang hampir sama umurnya.

Untuk membatasi pergerakan induk selama menyusui, dapat dilakukan dengan menambat induk tersebut dalam kandang, sedang anaknya dibiarkan bebas.

F. Penyapihan

Penyapihan biasanya dilakukan pada waktu anak kambing berumur 3-5 bulan. Pada umur setelah lepas sapih adalah masa yang baik sekali untuk pemeliharaan anak kambing yang digemukkan guna dijual sebagai hewan potongan. Untuk maksud ini anak kambing diberi makanan yang baik dengan tambahan makanan penguat dan sudah dapat dijual 3-4 bulan setelah digemukkan. Kambing muda untuk calon bibit tidak perlu dipelihara seperti ini.

G. Pengebirian (Kastrasi)

Jika anak kambing tidak akan dijadikan sebagai pejantan, maka dapat dikebiri (dikastrasi) agar menjadi gemuk dan dagingnya lebih enak dan empuk. Pengebirian dapat dilakukan pada anak kambing umur 2-3 minggu.

Pengebirian dilakukan dengan menyayat kantong buah zakar kira-kira sepertiga dari ujungnya, kemudian dipijat sehingga buah zakar keluar dari kantongnya, lalu ditarik sambil diputar sampai putus. Bekas tali zakar yang putus diolesi dengan Jodium tinctuur serta serbuk Sulfa.

Pengebirian dapat pula dilakukan dengan memakai karet gelang (Elastrator). Caranya ialah dengan menjepit kuat pangkal kantong zakar selama sepuluh menit dengan karet tersebut. Biarkan sampai buah zakar dan kantongnya mengecil dan mengering, akhirnya akan lepas dengan sendirinya.

Cara lain adalah dengan memakai Tang Burdizzo. Caranya sama seperti dengan karet gelang, hanya alat penjepitnya yang berbeda.

H. Merawat Kuku

Hal-hal yang penting dalam merawat kuku adalah :

-    Potonglah kuku jika telah panjang dan bersihkan dari kotoran sebab bisa menyebabkan kebusukan kuku. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi pendarahan.

-    Jika terlihat adanya luka atau borok kuku, cucilah kuku tersebut dengan larutan desinfektan.

VIII. PENYAKIT KAMBING

Salah satu faktor penting dalam pemeliharaan ternak adalah penjagaan kesehatan, Untuk mencegah serangan penyakit yang sangat merugikan, perlu diperhatikan kebersihan kandang dan sekitarnya. Disamping itu makanan yang diberikan harus cukup dan berkwalitas baik.

Kandang tidak boleh basah dan lembab, sedang tempat makanan dan tempat minuman harus selalu dibersihkan setiap hari. Padang pengembalaan sebaiknya dipilih yang bersih dan jangan ada tempat yang digenangi air, dengan demikian kambing akan terhindar dari bahaya cacing dan parasit lain.

Beberapa penyakit yang sering timbul pada ternak kambing adalah:

1. Penyakit Anthrax (Radang limpa)

Penyakit ini disebabkan oleh basil Anthrax (Bacillus anthracis). Spora basil ini dapat tahan hidup sampai 20 tahun dalam tanah.

Tanda-tanda penyakit anthrax:

-    Nafsu makan hilang

-    Suhu badan meningkat

-    Sulit bernafas dan buang kotoran, mencret darah.

-    Ternak mati dengan tiba-tiba dan keluar darah dari lubang hidung, mulut dan lubang dubur.

Pencegahan : Vaksinasi bagi hewan sehat secara teratur, minimum setahun sekali, sebaiknya enam bulan sekali.

Pengobatan : Hewan yang disangka sakit disuntik dengan Serum anti anthrax dan suntikan antibiotika.

2. Penyakit Mulut dan Kuku (Apthae Epizootica = AE)

Penyakit ini disebabkan oleh semacam virus. Tanda-tanda penyakit AE adalah :

-    Timbul lepuh-lepuh pada selaput lendir bibir dalam dan gusi.

-    Suhu badan meningkat dan nafsu makan berkurang

-    Banyak mengeluarkan air liur.

-    Diantara kuku (sela kuku) terjadi luka sehingga ternak menjadi sulit berdiri atau berjalan.

Pencegahan : Vaksinasi setiap enam bulan sekali dengan vaksin AE.

Pengobatan : Dengan suntikan antibiotika Terramycine, cortcycline dan lain-lain. Luka pada mulut dan kuku dicuci dengan creolin dan diobati dengan antibiotika.

3. Penyakit Cacing

Disebabkan oleh berbagai jenis cacing bulat dalam lambung dan usus. Biasanya banyak menyerang kambing muda (di bawah umur 1 tahun).

Tanda-tanda ternak yang diserang cacing :

-    Kambing kelihatan lesu, lemah dan pucat

-    Bulu kasar dan tidak mengkilat

-    Kurus, pertumbuhan lambat

-    Kadang-kadang mencret

Pencegahan : Menghindarkan kambing dari tempat yang lembab dan digenangi air dimana banyak terdapat larva cacing, serta dengan pemberian obat cacing secara teratur.

Pengobatan :

- Diberi obat cacing seperti Citarin, Concurat dan lain-lain.

-    Bisa pula diberi buah pinang yang nampir matang (tua) ditumbuk halus dan cairannya diminumkan (jangan diberikan kepada kambing yang bunting).

-    Dapat pula diberi campuran terusi dengan air tembakau. Buatlah air tembakau sebanyak 1 liter sampai berwarna coklat tua, masukkan terusi 30 gr, diaduk sampai rata dan kemudian ditambah air 2 liter lagi. Kambing dipuasakan dahulu selama 12 jam, lalu diberi campuran tersebut 30-50 cc (seperlima gelas) untuk setiap ekor kambing dewasa.Setelah diobati jangan diberi makan dahulu sampai 6 jam.

4.    Penyakit Kembung Perut

Penyakit ini disebabkan oleh karena kambing terlalu banyak makan rumput muda dan basah/berembun, sehingga memudahkan pembentukan gas dalam lambung.

Pengobatan :

- Diberi air asam yang ditambah gula.

-    Usahakan agar ternak melakukan gerakan mengunyah (misal mengunyah kayu) dan angkat kaki depan ke atas dan ke bawah agar gas banyak keluar.

5.    Penyakit Pneumonia

Penyakit ini kebanyakan disebabkan oleh keadaan kandang yang lembab, dingin dan kotor. Tanda-tanda :

-    Ternak nampak seperti kedinginan, lemah dan nafsu makan hilang.

-    Sering batuk atau bila bernafas mengeluarkan bunyi. Pencegahan dilakukan dengan mengusahakan agar kandang selalu bersih, tidak lembab dan tidak ada genangan air di bawah kandang.

6.    Penyakit Kudis/Kurap(Scabies)

Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis kutu dan dapat pula disebabkan oleh kotoran (karena keadaan kandang yang kotor, ternak tidak pernah dimandikan).

Pencegahan :

- Memandikan kambing secara teratur.

- Hindari kontak dengan ternak yang sakit.

Pengobatan :

- Diobati dengan campuran belerang, parutan kunyit dan minyak kelapa sama banyaknya dan dipanaskan.

- Memandikan kambing dengan larutan BHC 0,06%, Azuntol dan lain-lain.

Sumber :

1.    Pedoman Beternak Kambing & Domba. Direktorat Jenderal Peternakan Direktorat Bina Program Proyek Pembinaan Peternakan Daerah Transmigrasi Pusat Jakarta.
2.    Natasasmita, AJ979. Ternak Kambing dan Pemelihara annya. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
3.    Natasasmita, A. 1979. Penyakit Kambing dan Domba. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor.
4.    Sosroamidjojo, M.S. 1975. Ternak Potong dan Kerja CV.Yasaguna Jakarta.

1 komentar:

Silahkan beri komentarnya :