Pakan alternatif untuk budidaya ikan lele
Pakan alternatif untuk budidaya ikan lele
PAKAN 1
Biasanya, para peternak akan meramu pakan yang terdiri dari :
1. Dedak halus (bekatul) 20%,
2. Ampas tahu 20%,
3. Menir atau jagung giling 20%,
4. Ayam broiller mati/ ikan rucah 35%,
5. Tepung tapioka 5%
6. Vitamin C serta B Complex.
7. Kuning telur
Ayam broiller atau ikan tadi dibersihkan dan hanya diambil dagingnya.
Tulang, jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya bahan-bahan itu digiling
menggunakan gilingan daging manual. Hasilnya berupa adonan yang liat.
Adonan dibentuk lempengan seperti pempek Palembang lalu dikukus sampai
benar-benar masak. Tanda kemasakan adalah,apabila ditusuk, sudah tidak
ada bagian yang berwarna keputih-putihan. Pakan ramuan sendiri inilah
yang dijadikan menu sehari-hari lele tersebut. Baik yang masih berupa
burayak, kebul, putihan maupun lele konsumsi. Bedanya, pada pakan
burayak, komposisi protein hewaninya diperbesar menjadi 50% dengan
ditambah kuning telur. Telur-telur ini pun merupakan telur afkir yang
kondisinya masih bagus, yang dibeli di pengusaha penetasan telur ayam
maupun itik. Dedak halus, ampas tahu dan menir atau jagungnya dikurangi
hingga masing-masing tinggal 15%.
Pakan berupa "kue kukus" tersebut bisa tahan disimpan di kulkas sampai
dengan 1 minggu. Hingga produksi pakan yang sangat merepotkan ini bisa
dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari sekali atau sesuai dengan
kesempatan dan kebutuhan. Cara pemberian pakan cukup dengan ditaruh
dalam tampah, nyiru atau nampan kayu dan dimasukkan ke dalam bak atau
kolam. Tampah, nyiru atau kotak kayu ini dibuat tiga susun. Tampah
paling bawah berukuran paling besar, yang ditengah tanggung dan yang di
atas paling kecil. Tiga tampah ini diikat kawat dengan jarak sekitar 15
cm. dan diberi gantungan untuk mengikatkannya di tiang pancang, hingga
tampah paling atas hanya masuk ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm. Pakan
hanya ditaruh pada tampah bagian atas. Tetapi karena lele itu akan makan
secara berebutan, maka pakan akan berhamburan dan jatuh pada tampah
kedua. Di sini pun pakan diperebutkan dan kembali berhamburan. Tetapi
karena pakan di tampah kedua hanya merupakan ceceran dari tampah
diatasnya, maka yang jatuh ke tampah ketiga pun volumenya terbatas.
Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per kg. (kering). Harga ampas tahu
sekitar Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp 1.000,- per ekor bobot 1,5
kg. kotor atau 0,75 kg.daging. Menir atau jagung giling Rp 1.500,- per
kg. Tepung tapioka Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin senilai Rp 50,-
per kg. ramuan. Dengan komposisi dedak halus, ampas tahu dan menir 20%,
ayam 35% dan tepung tapioka 5%, maka nilai pakan dengan bobot 10 kg
adalah Rp 10.900,- atau per kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi (tenaga
kerja + bahan bakar) sekitar Rp 200,- per kg. Hingga total nilai pakan
Rp 1.340,- bobot basah atau bobot kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga
pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka harga pakan ramuan sendiri ini
lebih murah Rp 500,- per kg. Harga lele di tingkat peternak, saat ini Rp
5.500,- dari harga tersebut, peternak mengambil marjin sekitar 20%,
hingga harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga pokok tersebut, sekitar 70%
atau Rp 3.080,- merupakan nilai pakan. Harga ini menggunakan patokan
perhitungan pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg. Apabila menggunakan
pakan ramuan sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per kg, maka nilai pakan itu
hanya Rp 2.464,- Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang diproduksi
menggunakan pakan ramuan sendiri, peternak memperloleh tambahan marjin
Rp 616,- Dengan volume pembesaran lele 10 ton dalam jangka waktu 3
bulan, maka marjin tambahan yang bisa diperoleh peternak dari penggunaan
pakan tambahan adalah Rp 6.160.000,-
Perhitungan ramuan pakan dengan konversinya pasti akan sangat
bervariasi, tergantung lokasi peternakan dan kejelian peternak untuk
memperolehbahan pakan yang berkualitas sama baik tetapi dengan harga
yang jauh lebih murah. Kelebihan penggunaan pakan buatan sendiri adalah,
peternak bisa mengatur komposisi protein hewani maupun nabatinya,
sesuai dengan ketersediaan bahan yang ada. Peternak juga bisa
mempertinggi prosentase protein hewaninya agar pertumbuhan lele bisa
dipercepat, namun tanpa terlalu besar menambah beban biaya pakan akibat
pembengkakan nilai protein hewani terebut. Ini semua memerlukan kejelian
yang luarbiasa, hingga keong sawah atau darat, kepompong ulat sutera
dan cacing tanah misalnya, akan mampu memperbesar marjin. Pemeliharaan
cacing tanah, paling tinggi hanya boleh menghabiskan biaya produksi Rp
2.000 per kg. Ini dimungkinkan sebab komponen pakan cacing adalah limbah
organik. Meskipun nilai gizi cacing tanah terlalu tinggi untuk
dimanfaatkan bagi pembesaran lele. Cacing tanah lebih cocok untuk pakan
pembesaran ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih tinggi dari lele.
PAKAN 2
Untuk menghasilkan 1 ton ikan lele siap konsumsi, jika menggunakan pakan
pellet menghabiskan pakan 1 ton, sedangkan apabila menggunakan pakan
organik hanya membutuhkan 2.300 liter. Sementara bobot dalam 1 kilogram
ikan lele yang diberi pakan pelet berjumlah antara 8 hingga 9 ekor,
sedangkan yang diberi pakan organik 7 hingga 8 ekor. Saat ini harga ikan
lele di pasaran mencapai 14.000 rupiah per kilogram.
Untuk menghasilkan pakan lele organik ini, peternak hanya mengumpulkan
limbah kotoran sapi ke dalam bak yang dicampur air beserta enzim bakteri
silanace untuk mempercepat proses penguraian kotoran sapi. Selang lima
hari kemudian, dengan proses aerasi, kotoran sapi yang telah berbentuk
cairan siap diberikan ke ikan lele dengan cara disiramkan.
PAKAN 3
Cara Aplikasi yang kami berikan adalah sebagai berikut dibawah ini :
Lahan di Pupuk NPK Organik , Dosis 600 KG – 1.000 KG / HA. Kemudian
didiamkan selama 10 hari agar tercipta ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON,
dan hari ke-11 bibit ikan baru dimasukan. Pemberian PAKAN baru dilakukan
setelah kira – kira ZOOPLANKTON dan PHYTOPLANKTON berkurang atau habis.
Cara membuat pakan ikan buatan ( Per 110 KG ) :
bahan – bahan :
katul : 100 kg ( harga rp. 1.500/kg )
tepung gaplek : 10 kg ( harga rp. 1.500/kg )
garam kasar : 2 kg ( harga rp. 1.000/kg )
tesaki cair : 4 botol/0,5 liter ( suplemen organik ) – ( harga rp. 30.000/botol )
Garam Kasar/Grosok dihaluskan kemudian dicampur RATA dengan KATUL dan
TEPUNG GAPLEK, setelah itu dikukus sampai warna coklat tua. 3 Botol
TESAKI CAIR dicampur dan diaduk RATA dengan 50 liter Air matang / Air
isi ulang. Hasil KUKUSAN dicampurkan merata dengan TESAKI + AIR, setelah
itu dimasukan mesin pellet atau Gilingan Daging kemudian dikeringkan (
Dijemur atau di Oven pakai Oven Kue ).
PAKAN 4
Tanaman yang bisa untuk Pakan Ternak sekaligus Kesuburan Tanah (contoh di Madura):
1. Rumput gajah rakus unsur hara
2. Jagung
3. Kleresede
4. Kacang-kacangan
5. Kaliandra
6. Ketela rakus unsur hara
7. Lamtoro gung
Pengolahan Pakan Ternak:
I.Hay
Mengeringkan hijauan/tanaman Cara alami (dengan sinar matahari) maupun
menggunakan mesin pengering Kandungan air 12-20% ? tidak tumbuh jamur.
Tujuan: penyediaan hijauan untuk pakan ternak pada saat kritis &
saat ternak diangkut jarak jauh Dapat diperjualbelikan Kualitas hijauan
akan menurun apabila tertimpa hujan Pengeringan terlalu lama
mengakibatkan kehilangan nutrisi & mudah tumbuh jamur
Syarat tanaman yang dibuat Hay:
1. Bertekstur halus
2. Dipanen pada awal musim berbunga
3. Dipanen dari area yang subur
Pengawet:
1.Garam dapur 1-2%:
mencegah timbulnya panas karena kandungan uap air mengontrol aktivitas mikroba menekan pertumbuhan jamur
2.Amonia cair
mencegah timbulnya panas meningkatkan kecernaan hijauan memberikan tambahan Nitrogen
Kriteria Hay yang baik:
1.berwarna tetap hijau meskipun ada yang kekuning-kuningan
2.daun yang rusak tidak banyak
3.bentuk hijauan masih tetap utuh & jelas
4.tidak terlalu kering sebab akan mudah patah.
II.Silase
Hijauan makanan ternak ataupun limbah pertanian yang diawetkan dalam
keadaan segar melalui proses fermentasi Kandungan air: 60-70% Tujuan:
pemberian hijauan sebagai pakan ternak dapat berlangsung secara merata
sepanjang tahun, atau untuk mengatasi kekurangan pakan di musim paceklik
dalam silo Silo: tanah, beton, baja, anyaman bambu, tong plastik, drum
bekas, dsb. Pencacahan: memutus/menghentikan proses respirasi/pernafasan
pada tanaman agar kandungan air hijauan dapat mencapai titik dimana
aktivitas air dalam tanaman dapat mencegah perkembangan mikroba
Prinsip pembuatan Silase:
1. Keadaan hampa udara ? pemadatan hijauan yang telah dicacah dengan cara ditekan atau diinjak-injak
2. Terbentuk suasana asam saat penyimpanan ? penambahan bahan pengawet: garam, gula, dedak, bakteri
3. Tempat penyimpanan (silo) jangan ada kebocoran & harus tertutup rapat yang diberi pemberat
Jenis hijauan yang dapat dibuat Silase: rumput, sorghum, jagung, biji-bijian kecil
Kriteria Silase yang baik:
1.pH sekitar 4 (asam)
2.Bau segar atau bukan berbau busuk
3.Warna hijau masih jelas
4.Tidak berlendir
5.Tidak berbau mentega tengik.
III. Amoniasi atau Urease
Melepaskan serat kasar dari hijauan agar dapat dimanfaatkan oleh tubuh ternak
Kandungan gizi:
Jerami: protein 3-5%, kecernaan 25-45%, kadar vitamin & mineral
rendah (jangan diberikan pada ternak perah atau yang sedang menyusui)
Rumput gajah: protein 12-14%
Keuntungan Amoniasi:
1.Kecernaan meningkat
2.Protein jerami meningkat
3.Menghambat pertumbuhan jamur
4.Memusnahkan telur cacing yang terdapat dalam jerami
Pemberian Urea 3% dari berat jerami atau air kencing secara berlapis lalu dipadatkan
Kriteria Amoniasi yang baik:
1.Berwarna kecoklat-coklatan
2.Kering
3.Jerami padi hasil amoniasi lebih lembut dibandingkan jerami asalnya.
PAKAN 6
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
PAKAN 7
Cara membuat pakan ikan lele
Tepung teri
Tepung udang
Tepung darah.
Tepung ikan
Tepung kedelai
Tepung jagung tepung singkong
Minyak ikan.
Tepung kanji
Bila di tempat anda sulit mencari bahan2 di atas, anda bisa membuatnya
dengan 3bahan yg ada di atas. Misal : TEPUNG IKAN, MINYAK IKAN DAN
JAGUNG GILING. bisa juga di tambah tepung kanji agar bahan bisa merekat.
Kenapa minyak ikan harus ada? Karena minyak ikan adalah salah satu
penambah nafsu makan. kadang ikan tak mau makan pelet buatan sendiri
karena tidak di campur dengan minyak ikan. jadi minyak ikan bisa
dikatakan bahan utama dlm pembuatan pelet sendiri. Campur ketiga bahan
tersebut sampai merata lalu tuangkan air hinga menjadi seperti pasta.
dan ingat! usahakan dlm pembuatan pelet sebaiknya jangan terlalu encer.
kemudian anda masukan kemesin cetak, klo tidak punya mesin bisa anda
buat seperti cacing dengan tangan anda sendiri lalu potong
pendek-pendek. setelah itu bisa anda keringkan. bila pelet / pakan ikan
sudah kering atau sudah siap untuk di jadikan makanan ikan lele,
taburkan secukupnya pada pagi dan sore hari.
PAKAN 8
Tapi ada cara lain untuk budidaya ikan lele yang lebih hemat biaya,
yaitu dengan menggunakan “ kotoran Sapi “ sebagai pakan. Cara ini
ternyata sangat baik untuk pertumbuhan ikan lele dan rasanya pun lebih
gurih daripada ikan lele yang diberi pakan sentrat. Cara ini sangat
populer di daerah Banyuwangi Jawa Timur. Dengan memberi pakan ikan lele
secara Organik maka seakan lele hidup di alam bebas, dimana hidupnya
dari makan bahan2 organik.
Hasil panen dari Budidaya ikan lele Organik dengan ikan lele non organik
sangatlah berbeda. Ikan lele organic hasilnya bisa lebih panjang 20 –
35 cm. Warnanya juga berbeda, ikan lele organic biasanya warnanya agak
kemerah-merahan terutama di bagian sirip dan insang. Sedangkan ikan lele
non organic warnanya agak kehitam-hitaman.
Benih tersebut dipisahkan di kolam berikutnya selama dua minggu hingga
benih berdiameter 10 milimeter. Dua minggu berikutnya, lele diseleksi
untuk yang berukuran 20 milimeter. Sejak benih lele berdiameter 10
milimeter itu, kolam yang berisi air dicampur langsung dengan pupuk
organik dari kotoran sapi hingga setinggi 20 centimeter.
PAKAN 9
Pengolahan limbah pertanian, termasuk limbah cair industri pengolahan
banyak dikembangkan menggunakan proses fermentasi metan yang
menghasilkan energi berupa gas metan. Belakangan ini telah dikembangkan
kombinasi fermentasi metan dengan fermentasi hidrogen yang disebut
perlakuan dua tahap (two-step treatment). Yakni perlakuan fermentasi
hidrogen yang dilanjutkan dengan fermentasi metan. Satu kelompok 5 orang
ilmuwan Jepang belum lama ini mencoba penggunaan campuran kotoran
ternak (sapi) dengan limbah organik lainnya untuk perlakuan fermentasi
satu dan dua tahap. Temuan-temuan mereka membuka peluang dan manfaat
baru dalam kegiatan penanganan limbah organik. Kelompok ilmuwan
tersebut, Hiroshi Yokoyama dkk dari tim riset daur ulang limbah dan tim
riset pengendalian polusi pada Lembaga Nasional Ilmu Peternakan dan
Lahan Rumput Badan Nasional Riset Pertanian dan Pangan Jepang
menggunakan kotoran sapi sebagai campuran limbah organik lain karena
kotoran hewan biasanya mengandung bakteri penghasil hidrogen. Sehingga
pada fermentasi hidrogen tidak perlu menambahkan benih bakteri tersebut
pada substrat yang akan difermentasi. Limbah organik yang digunakan
sebagai substrat fermentasi secara bersama atau terpisah sangat beragam
meliputi sisa-sisa makanan dari bahan serealia, daging, ikan, susu,
kembang gula, telur, selai, sayuran dst. Pada fermentasi dua tahap,
mereka menggunakan campuran kotoran sapi dengan makanan anjing sebagai
substrat. Fermentasi tahap pertama berlangsung secara anaerobik selama 4
hari pada suhu 60oC. Dilanjutkan dengan tahap kedua dengan perlakuan
penyesuaian pH menjadi 7,0-7,5 menggunakan larutan NaOH, dicampur dengan
lumpur metanogenik dan ditambahi air, lalu dibiarkan selama 10 hari
pada suhu 37oC.
1. dedak halus (karbohidrat)
2. tepung kedelai (protein)
3. tepung jagung (karbohidrat)
4. bekicot (protein)
5. cacing (protein)
6. tepung daun pepaya, lamtoro, (protein dan karbohidrat)
Komposisi :
1. 1,2,3,dengan porsi 50 :20 :30
2. 1,2,4 dengan porsi 50 :20 :30
3. 1,2,5 dengan porsi 50 :20 :30
4. 1,2,6 dengan porsi 50 :20 :30
cara membuat
1. semua bahan dicampur
2. aduk rata dengan air panas
3. lemparkan ke kolam dalam bentuk basah (untuk satu hari saja)
sumber: http://rcn56.blogspot.com/2011/02/pa...5546746fdf0dac
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentarnya :